Setiap orang pasti menginginkan
kesuksesan dalam hidupnya. Walaupun arti dan makna kesuksesan pada setiap orang
bisa berbeda-beda, namun terdapat persamaan pada diri orang-orang sukses yaitu
memiliki kemampuan dalam membangun kebiasaan baik dan positif selama hidupnya.
Membangun kebiasaan memang merupakan sebuah proses yang kompleks dalam upaya
mengenal, memahami dan menguasai diri sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang
dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk
hal yang sama. Kebiasaan itu dapat dilatih, dipelajari dan dibentuk oleh
siapapun juga dengan mendisiplinkan diri kita dalam melakukan aktivitas-aktivitas
yang positif, secara berulang-ulang sehingga akan terprogram secara otomatis ke
dalam pikiran bawah sadar kita.
Membangun kebiasaan yang baik dan
positif bukanlah suatu perkara yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang rumit,
dibutuhkan ilmu, usaha dan pengorbanan. Kebanyakan dari kita yang ingin memulai
perubahan diri dan membangun kebiasaan baru seringkali berhenti ditengah jalan
karena merasa upayanya tidak berhasil atau sia-sia.
Memang, dalam membangun kebiasaan
itu membutuhkan pengorbanan waktu yang tidak sedikit, bahkan bisa jadi seumur
hidup kita, mengingat kebiasaan tersebut akan menyatu dalam diri dan kehidupan
kita. Namun demikian, terdapat beberapa penelitian yang menghitung lama waktu
yang dibutuhkan dalam pembentukan kebiasaan baru menjadi sebuah perilaku otomatis
(tanpa perlu dipikirkan lagi pada saat kita melakukannya), yaitu:
1. Penelitian
dari dr. Maxwell Maltz, seorang ahli bedah plastik Amerika dan penulis
buku Psycho-Cybernetics (1960) dengan melakukan pengamatan terhadap para
pasiennya yang menjalani operasi plastik pada wajahnya ataupun amputasi pada
lengan/kakinya. Kesimpulan yang ditarik oleh dr. Maxwell adalah bahwa manusia
memerlukan waktu minimum 21 hari (3 minggu) untuk mengadaptasikan diri terhadap
perubahan baru di dalam hidupnya. Kesimpulan ini kemudian digeneralisasikan ke
banyak kasus, bahwa manusia membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu untuk
membentuk sebuah kebiasaan baru.
2. Penelitian
dari dr. Phillippa Lally, dkk, peneliti psikologi kesehatan dari University
College London yang terbit dalam European Journal of Social Psychology
(2010) berjudul “How are habits formed:
Modelling habit formation in the real world”. Penelitian tersebut melibatkan 96 orang
responden, yang tertarik untuk memiliki kebiasaan baru, seperti mengonsumsi
buah-buahan 15 menit sebelum makan siang atau melakukan lari pagi 15 menit
setiap hari, dan lain-lain. Kesimpulan yang ditarik adalah bahwa jumlah hari
yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baru itu bervariasi mulai dari 18
hingga 254 hari dengan rata-rata 66 hari.
Mulai tahun 2015, penulis juga
melakukan penelitian atau eksperimen terhadap diri pribadi untuk lebih
mengenal, memahami dan menguasai diri sendiri dalam upaya membangun kebiasaan
positif dalam hidup. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
penelitian ini, yaitu:
1. Cara
terbaik untuk lebih mengenal, memahami dan menguasai diri, meningkatkan kesadaran
diri serta menemukan pola terbaik diri dalam proses pembentukan kebiasaan baru
adalah melalui penelitian dan eksperimen terhadap diri kita sendiri.
2. Membentuk
kebiasaan itu bukan sekedar hanya melakukan tindakan fisik saja namun merupakan
suatu kesatuan proses pembelajaran mulai dari memiliki niat/tujuan, membangun komitmen,
menetapkan target, mencatat hasil pelaksanaan sampai dengan melakukan proses evaluasi.
3. Waktu
yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baru menjadi sebuah perilaku otomatis
itu sangat variatif bergantung seberapa besar konsistensi diri kita dalam
proses pelaksanaannya dan seberapa cepat penerimaan diri kita terhadap kebiasaan
baru tersebut.
4. Untuk
mengukur sekaligus menjaga konsistensi kita dalam proses pembentukan kebiasaan
baru maka dibutuhkan alat bantu/metode. Banyak
metode yang dapat digunakan, dr. Phillippa Lally, dkk dalam penelitiaannya
menggunakan Self-Report Habit Index (SRHI) yang dikembangkan oleh Verplanken
dan Orbell (2003), di Android
terdapat banyak aplikasi Habit Tracker, penulis juga mengembangkan metode sendiri berbasis Microsoft
Excel yaitu Modul dan Tabel Muhasabah Diri dan Amal (MDA) dan Manajemen
Diri dan Waktu (MDW). Apapun metode yang digunakan harus dapat memberi manfaat
dalam peningkatan konsistensi dan disiplin diri.
Wallahu a’lam
(Sukses Selalu - ZRL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar