Dalam hitungan beberapa jam kedepan, Tahun 2017 akan pergi
meninggalkan kita dan tidak akan pernah kembali lagi. Tanpa terasa di tahun
2017 kita telah menghabiskan 12 bulan, 365 hari, 52 minggu, 8.760 jam, 525.600
menit dan 31.536.000 detik. Tentunya
dari waktu tersebut ada banyak cerita, kenangan dan momen yang tercipta. Ada
suka dan duka, tawa dan tangis, kekurangan dan kelebihan serta kesuksesan dan
kegagalan.
Kesemuanya itu merupakan pengalaman berharga yang perlu digali hikmahnya
untuk dijadikan bekal ilmu dalam meniti Tahun Baru 2018 yang lebih baik. Untuk itu dibutuhkan introspeksi diri terutama
dalam hal manajemen waktu. Marilah kita mencoba berhitung sejenak, berapakah
waktu yang telah kita habiskan di Tahun 2017.
Sebagai ilustrasi, coba kita menghitung waktu untuk bekerja dan waktu
tidur di Tahun 2017, sebagai berikut:
- Waktu untuk bekerja: asumsi yang dipakai adalah waktu
bekerja dalam sehari selama 8 jam dan jumlah hari kerja di Tahun 2017 sejumlah
344 hari (dikurangi 15 hari libur dan 6 hari cuti bersama) maka selama Tahun
2017 kita telah menghabiskan 32 % waktu kita untuk bekerja atau sekitar 4
bulan, 115 hari, 16 minggu, 2.752 jam, 165.120 jam dan 9.907.200 detik.
-
Waktu untuk tidur: asumsinya jika kita tidur dalam
sehari selama 8 jam maka di tahun 2017 kita telah menghabiskan 33 % waktu kita untuk
tidur atau sekitar 4 bulan, 122 hari, 17 minggu, 2.920 jam, 175.200 jam dan
10.512.000 detik.
Dari kedua penggunaan waktu tersebut diatas (bekerja dan tidur)
jika ditotal maka selama Tahun 2017 kita telah menghabiskan 65 % waktu kita untuk
tidur dan bekerja atau total sekitar 8 bulan, 237 hari, 33 minggu, 5.672 jam,
340.320 jam dan 20.419.200 detik. Untuk
selanjutnya Anda dapat mengitung sisa waktu yang Anda gunakan untuk melakukan
aktivitas lainnya.
Setelah mendapatkan alokasi waktu Anda selama setahun, maka coba
munculkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apakah penggunaan waktu kita selama
Tahun 2017 sudah efektif? Apa saja perubahan positif yang terjadi pada diri kita?
Apa pencapaian/prestasi yang telah kita raih? Apa kontribusi yang telah kita
berikan kepada lingkungan kerja atau lingkungan tempat kita berada? Apakah
kekuatan dan kelemahan diri kita dalam memanfaatkan waktu?.
Munculkan pula pertanyaan lain ke dalam diri kita “Bagaimana kita
memanfaatkan waktu 24 jam dalam sehari semalam yang telah diberikan Tuhan
kepada kita?, sudahkah kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, atau malah
sebaliknya, kita lebih banyak membuang-buang waktu, membiarkan waktu berjalan
apa adanya dalam rutinitas sehari-hari, tanpa perencanaan/pemrograman/perhitungan”.
Sebagian besar dari kita abai terhadap waktu, tidak terlalu peduli
terhadap waktu, bahkan kita sampai melupakan waktu. “Gak kerasa ya udah kerja sekian tahun, padahal rasanya baru kemarin
masuk kerja? Gak kerasa udah punya sekian anak, padahal rasanya baru kemarin menikahnya?
Gak kerasa umurnya udah sekian tahun, padahal rasanya baru kemarin lulus
sekolah/kuliah?” Itulah beberapa contoh ungkapan kita menyikapi waktu yang
sangat cepat berlalu.
Waktu merupakan modal penting dalam kehidupan manusia, saking
pentingnya waktu, Allah SWT bersumpah atas nama waktu sebagaimana tercantum
dalam Al Quran Surah ke Al ‘Ashr (103): 1-3:
“(1) Demi masa, (2)
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (3) kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr [103]:1-3).
Untuk itu kita harus pandai merencanakan dan memanfaatkan waktu kita
dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mampu menghubungkan
seluruh aktivitas duniawi kita dengan pahala kebaikan akhirat serta dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk orang lain.
Baca Tulisan Lainnya: