Selasa, 15 Mei 2018

MOMENTUM PERUBAHAN DIRI TERCIPTA DARI KONTINUITAS AMALAN/TINDAKAN (Tulisan ke-7)

Pada postingan Saya sebelumnya terkait Momentum Perubahan Diri (Baca Tulisan ke-6: Ciptakan Momentum Terbesar Dalam Perubahan Diri), dapat digaris bawahi bahwa untuk memulai perubahan diri, kita harus menciptakan Momentum. Waktu yang tepat untuk menciptakan Momentum adalah SEKARANG, saat dimana kita memutuskan untuk memulai Perubahan Diri.  Lantas, bagaimana cara menciptakan Momentum Perubahan Diri?.

Salah satu cara/metode yang bisa kita gunakan adalah melalui konsep Muhasabah Diri dan Amal (MDA). Dalam konsep ini, terdapat 3 tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1) penyusunan rencana (sebagai manifestasi niat/kemauan), 2) pelaksanaan/realisasi rencana dalam bentuk tindakan/amal perbuatan serta 3) introspeksi diri secara kontinyu. 

Sebelum kita memulai suatu tindakan/perbuatan/amalan maka harus diawali dengan niat, sebagaimana hadits Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wasallam- yang artinya: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung niatnya dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan ....”. Niat tersebut dalam konsep MDA ini haruslah dituangkan ke dalam bentuk catatan/tulisan berupa penyusunan rencana/target (Baca Tulisan ke-5: Tetapkan Rencana Dalam Perubahan Diri).  

Mengapa demikian? Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penyelarasan antara niat dengan implementasinya (amalan/tindakan) serta mempermudah proses introspeksi/evaluasi diri.  Setelah rencana ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah mengimplementasikan rencana tersebut dalam bentuk amalan/tindakan.  Dalam pelaksanaan amalan/tindakan yang menjadi tolak ukur bukanlah besarnya amalan/tindakan, tetapi terletak pada adanya kontinuitas/kesinambungan/istiqomah dalam pelaksanaan amalan/tindakan tersebut. 

Allah -subhanahu wa ta'ala- tidak melihat besar kecilnya suatu amalan, walaupun amalan yang kita kerjakan itu kecil/sedikit tetapi istiqamah itu jauh lebih baik dari pada amalan yang besar/banyak tetapi hanya dilakukan sesaat, sebagaimana hadits Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wasallam- yang artinya: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah -subhanahu wa ta'ala- adalah amal yang terus-menerus/kontinu dikerjakan meskipun sedikit.” Ada juga peribahasa yang berbunyi “Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit” yang memiliki makna bahwa usaha/upaya kecil yang dilakukan secara terus-menerus/kontinu pasti akhirnya akan memberikan hasil.

Dengan melalui tahapan 1 dan 2 saja, sebenarnya Momentum Perubahan Diri telah tercipta. Hal ini sesuai dengan penyesuaian rumus Momentum Perubahan Diri itu sendiri yaitu rencana (niat/kemauan) dikalikan tindakan (realisasi rencana).  Namun, dalam prakteknya banyak faktor yang berasal dari dalam diri maupun faktor luar yang turut menghalangi dan menghambat diri kita untuk dapat merealisasikan rencana yang telah kita buat. 

Untuk itu kita membutuhkan tahapan berikutnya (tahapan ke-3) yaitu introspeksi diri secara kontinyu, sebagai bentuk refleksi dalam mengenal diri, memahami diri, mengetahui kelebihan dan kelemahan diri serta sebagai bentuk kompromi dengan diri sendiri.  Dengan melaksanakan introspeksi diri secara kontinyu insya allah kita akan selalu dapat memperbaiki serta menyempurnakan niat dan amalan/tindakan kita demi meraih ridho dari Allah -subhanahu wa ta'ala-.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar