Tanpa
terasa, seluruh nikmat waktu yang Allah -subhanahu
wa ta'ala- berikan kepada kita di Tahun 2018 ini akan segera tercukupi
dalam hitungan beberapa jam kedepan.
Nikmat waktu tersebut meliputi 12 bulan, 365 hari, 52 minggu, 8.760 jam,
525.600 menit dan 31.536.000 detik. Sudah selayaknyalah kita sebagai hamba
Allah untuk tidak henti-hentinya mensyukuri segala nikmat yang telah Allah
berikan kepada kita, termasuk nikmat akan waktu.
Selain
bersyukur, kita juga dituntut untuk terus menerus melakukan muhasabah/introspeksi
diri terutama terhadap pemanfaatan waktu, “Sudahkah kita memanfaatkan waktu
yang telah Allah -subhanahu wa ta'ala- berikan kepada kita ini dengan sebaik-baiknya?” Apakah
diri kita mengalami perubahan yang lebih baik (positif) seiring dengan
perubahan waktu, Apakah iman dan ketakwaan kita kepada Allah -subhanahu wa
ta'ala-
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hari/bulan/tahun sebelumnya?.
Bukankah
kita menghendaki agar dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Namun,
kenyataannya justru sebaliknya, banyak dari kita yang lupa dan lalai terhadap
waktu. Tanpa terasa waktu-waktu potensial yang kita miliki baik itu waktu muda,
waktu sehat, waktu diberi kelebihan harta maupun waktu luang dalam kehidupan kita
terlewati begitu saja, sehingga Rasulullah -shalallahu ‘alahi wasallam- mengingatkan kepada kita dengan sabdanya:
“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: waktu mudamu sebelum
datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum datang waktu kefakiranmu, waktu luangmu sebelum datang
waktu sibukmu dan waktu hidupmu sebelum datang
kematianmu.”(HR. Al Hakim)
Pemanfaatan
waktu kita di dunia ini seharusnya diarahkan semata-mata untuk ibadah dalam
rangka peningkatan ketakwaan kepada Allah
-subhanahu wa ta'ala-. Bukankah orang yang paling
mulia diantara kita adalah orang yang paling tinggi ketakwaannya kepada Allah -subhanahu
wa ta'ala-
sebagaimana dinyatakan Allah -subhanahu wa
ta'ala-
dalam Al Quran Surah Al Hujurat (49): 13.
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al
Hujurat [49]: 13).
Baca Tulisan Lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar