Dari beberapa
postingan Saya sebelumnya terkait perubahan diri, muncul 2 pertanyaan penting
yang perlu dijawab sebelum melanjutkan membaca tulisan ini: 1) Sudahkah kita
merencanakan perubahan diri kita ke arah yang lebih baik? 2) Kapan saat yang
tepat bagi kita untuk merencanakan/memulai perubahan diri kearah yang lebih
baik?
Untuk pertanyaan pertama,
masing-masing kita dapat menjawabnya secara pribadi sedangkan untuk pertanyaan
kedua, masing-masing kita pastinya akan memiliki jawaban yang berbeda-beda.
Namun menurut Saya, saat yang tepat bagi kita untuk merencanakan/memulai
perubahan diri adalah SEKARANG!!!… ya… benar… “Sekaranglah waktunya untuk
merencanakan perubahan diri kita, “Sekaranglah Momentum bagi kita untuk memulai perubahan diri.
Memang, seringkali kita menggunakan
waktu-waktu tertentu sebagai Momentum
perubahan diri atau peningkatan kualitas diri, misalnya Momentum hari ulang tahun (saat bertambahnya usia), Momentum tahun baru (Masehi/Hijriyah)
dan Momentum bulan suci ramadhan
(bulan puasa), mengapa demikian?...
Hal ini antara lain karena “kesadaran
diri” kita pada waktu-waktu tersebut meningkat, kesadaran tersebut meliputi:
kesadaran akan pentingnya waktu, kesadaran melihat masa lalu sebagai sejarah
untuk diambil hikmahnya, kesadaran untuk berubah, kesadaran untuk berbuat yang
lebih baik (kebaikan) maupun kesadaran lainnya.
Namun, kebanyakan dari kita tidak
mampu memanfaatkan Momentum
tersebut, kesadaran yang muncul saat kita bertambah usia, saat mengawali tahun
baru Masehi/Hijriyah atau di saat bulan suci ramadhan, tidaklah mampu kita
pertahankan. Kesadaran yang tercipta saat itu tidak mampu mengantarkan kita
kepada suatu sikap disiplin/keteguhan diri/konsistensi diri/istiqomah.
Untuk bisa mendapatkan manfaat maksimal
terhadap Momentum, maka kita harus
memahami konsep mengenai Momentum
itu sendiri. Apa itu Momentum? Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia Momentum memiliki 3 arti
yaitu: 1) saat yang tepat 2) kesempatan dan 3) dalam istilah
Fisika, diartikan sebagai besaran yang berkaitan dengan benda yang
besarnya sama dengan hasil kali massa benda yang bergerak itu dan kecepatan
geraknya; kuantitas gerak.
Dalam konsep fisika, Momentum muncul karena ada benda yang
bergerak, rumus momentum itu sendiri adalah p (Momentum) = m (massa benda) x v (kecepatan benda). Momentum akan semakin besar jika massa
dan kecepatannya semakin besar. Begitupula sebaliknya, semakin kecil massa dan
kecepatan suatu benda maka akan semakin kecil pula Momentumnya.
Senada dengan konsep tersebut, jika
massa diibaratkan seperti rencana (niat/kemauan) dan kecepatan diibaratkan
seperti tindakan (realisasi rencana), maka semakin besar rencana (niat/kemauan)
serta tindakan (realisasi rencana) maka Momentum
yang dihasilkan akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, semakin kecil rencana
(niat/kemauan) dan tindakan (realisasi rencana) maka semakin kecil pula Momentumnya.
Sebagai contoh, di bulan suci Ramadhan
(yang tinggal beberapa hari lagi), Momentum Perubahan Diri dan Amal Ibadah
yang tercipta saat itu biasanya cukup besar seiring dengan besarnya
niat/kemauan (yang terbesit dalam pikiran) serta tindakan kita yang berupa pelaksanaan amal ibadah. Pada saat itu kita melakukan Ibadah Wajib
yaitu berpuasa sebulan penuh, sholat 5 waktu berjamaah dan mengeluarkan Zakat ditambah
dengan pelaksanaan ibadah sunnah seperti Sholat Tarawih, Sholat Rawatib, Sholat
Dhuha, Sholat Tahajjud, Sholat Witir, mengaji dan mengkaji Al-Quran, Bersedekah
serta amalan sunnah lainnya.
Momentum yang telah
tercipta ini akan tetap ada dan terus membesar jika kita tetap mempertahankan
gerakan/tindakan kita. Gerakan terus
menerus yang kita lakukan inilah yang akan menciptakan momentum bagi diri kita
untuk mencapai tujuan yang diinginkan (sukses dunia dan
akhirat). Sekali kita berhenti, maka
kita akan membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk bergerak kembali.
Untuk itu, agar kita dapat menciptakan Momentum Terbesar dalam Perubahan Diri dan Amal Ibadah, maka kita dapat menuangkan niat/kemauan yang terbesit dalam pikiran kedalam bentuk catatan/tulisan (perencanaan) secara berkesinambungan dengan memanfaatkan cara/alat/ metode/panduan dalam Muhasabah Diri dan Amal (MDA) sebagai alat untuk menggerakkan/melatih sikap disiplin/keteguhan diri/konsistensi diri/istiqomah yang ada pada diri kita menuju perubahan diri yang lebih baik sebagai wujud pendekatan diri kita kepada Allah -subhanahu wa ta'ala-. Insya Allah.
Untuk itu, agar kita dapat menciptakan Momentum Terbesar dalam Perubahan Diri dan Amal Ibadah, maka kita dapat menuangkan niat/kemauan yang terbesit dalam pikiran kedalam bentuk catatan/tulisan (perencanaan) secara berkesinambungan dengan memanfaatkan cara/alat/ metode/panduan dalam Muhasabah Diri dan Amal (MDA) sebagai alat untuk menggerakkan/melatih sikap disiplin/keteguhan diri/konsistensi diri/istiqomah yang ada pada diri kita menuju perubahan diri yang lebih baik sebagai wujud pendekatan diri kita kepada Allah -subhanahu wa ta'ala-. Insya Allah.
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada
hari ini sebagai penghisab/penghitung atas dirimu"(QS. Al-Isra' [17] : 14).
Baca Tulisan Lainnya:
13. MODUL DAN TABEL MDA (MUHASABAH DIRI DAN AMAL) Versi 2.0
14. MANFAATKAN WAKTUMU DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
15. SAATNYA BERMUHASABAH AKHIR TAHUN 2018
16. 3 HAL PENTING MENYIKAPI PERUBAHAN WAKTU
14. MANFAATKAN WAKTUMU DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
15. SAATNYA BERMUHASABAH AKHIR TAHUN 2018
16. 3 HAL PENTING MENYIKAPI PERUBAHAN WAKTU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar