Jumat, 05 Juni 2020

CARA TERBAIK MEMBANGUN KEBIASAAN POSITIF


Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Walaupun arti dan makna kesuksesan pada setiap orang bisa berbeda-beda, namun terdapat persamaan pada diri orang-orang sukses yaitu memiliki kemampuan dalam membangun kebiasaan baik dan positif selama hidupnya. Membangun kebiasaan memang merupakan sebuah proses yang kompleks dalam upaya mengenal, memahami dan menguasai diri sendiri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama. Kebiasaan itu dapat dilatih, dipelajari dan dibentuk oleh siapapun juga dengan mendisiplinkan diri kita dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang positif, secara berulang-ulang sehingga akan terprogram secara otomatis ke dalam pikiran bawah sadar kita.

Membangun kebiasaan yang baik dan positif bukanlah suatu perkara yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang rumit, dibutuhkan ilmu, usaha dan pengorbanan. Kebanyakan dari kita yang ingin memulai perubahan diri dan membangun kebiasaan baru seringkali berhenti ditengah jalan karena merasa upayanya tidak berhasil atau sia-sia.

Memang, dalam membangun kebiasaan itu membutuhkan pengorbanan waktu yang tidak sedikit, bahkan bisa jadi seumur hidup kita, mengingat kebiasaan tersebut akan menyatu dalam diri dan kehidupan kita. Namun demikian, terdapat beberapa penelitian yang menghitung lama waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan kebiasaan baru menjadi sebuah perilaku otomatis (tanpa perlu dipikirkan lagi pada saat kita melakukannya), yaitu:

1.   Penelitian dari dr. Maxwell Maltz, seorang ahli bedah plastik Amerika dan penulis buku Psycho-Cybernetics (1960) dengan melakukan pengamatan terhadap para pasiennya yang menjalani operasi plastik pada wajahnya ataupun amputasi pada lengan/kakinya. Kesimpulan yang ditarik oleh dr. Maxwell adalah bahwa manusia memerlukan waktu minimum 21 hari (3 minggu) untuk mengadaptasikan diri terhadap perubahan baru di dalam hidupnya. Kesimpulan ini kemudian digeneralisasikan ke banyak kasus, bahwa manusia membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu untuk membentuk sebuah kebiasaan baru. 

2.    Penelitian dari dr. Phillippa Lally, dkk, peneliti psikologi kesehatan dari University College London yang terbit dalam European Journal of Social Psychology (2010) berjudul “How are habits formed: Modelling habit formation in the real world”.  Penelitian tersebut melibatkan 96 orang responden, yang tertarik untuk memiliki kebiasaan baru, seperti mengonsumsi buah-buahan 15 menit sebelum makan siang atau melakukan lari pagi 15 menit setiap hari, dan lain-lain. Kesimpulan yang ditarik adalah bahwa jumlah hari yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baru itu bervariasi mulai dari 18 hingga 254 hari dengan rata-rata 66 hari.

Mulai tahun 2015, penulis juga melakukan penelitian atau eksperimen terhadap diri pribadi untuk lebih mengenal, memahami dan menguasai diri sendiri dalam upaya membangun kebiasaan positif dalam hidup. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini, yaitu:
1.     Cara terbaik untuk lebih mengenal, memahami dan menguasai diri, meningkatkan kesadaran diri serta menemukan pola terbaik diri dalam proses pembentukan kebiasaan baru adalah melalui penelitian dan eksperimen terhadap diri kita sendiri.
2.   Membentuk kebiasaan itu bukan sekedar hanya melakukan tindakan fisik saja namun merupakan suatu kesatuan proses pembelajaran mulai dari memiliki niat/tujuan, membangun komitmen, menetapkan target, mencatat hasil pelaksanaan sampai dengan melakukan proses evaluasi.
3.    Waktu yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baru menjadi sebuah perilaku otomatis itu sangat variatif bergantung seberapa besar konsistensi diri kita dalam proses pelaksanaannya dan seberapa cepat penerimaan diri kita terhadap kebiasaan baru tersebut.
4.    Untuk mengukur sekaligus menjaga konsistensi kita dalam proses pembentukan kebiasaan baru maka dibutuhkan alat bantu/metode.  Banyak metode yang dapat digunakan, dr. Phillippa Lally, dkk dalam penelitiaannya menggunakan Self-Report Habit Index (SRHI) yang dikembangkan oleh Verplanken dan Orbell (2003), di Android terdapat banyak aplikasi Habit Tracker, penulis juga mengembangkan metode sendiri berbasis Microsoft Excel yaitu Modul dan Tabel Muhasabah Diri dan Amal (MDA) dan Manajemen Diri dan Waktu (MDW). Apapun metode yang digunakan harus dapat memberi manfaat dalam peningkatan konsistensi dan disiplin diri.

Wallahu a’lam

(Sukses Selalu - ZRL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar