Minggu, 31 Desember 2017

INTROSPEKSI AKHIR TAHUN 2017 (Tulisan ke-1)

Dalam hitungan beberapa jam kedepan, Tahun 2017 akan pergi meninggalkan kita dan tidak akan pernah kembali lagi. Tanpa terasa di tahun 2017 kita telah menghabiskan 12 bulan, 365 hari, 52 minggu, 8.760 jam, 525.600 menit dan 31.536.000 detik.  Tentunya dari waktu tersebut ada banyak cerita, kenangan dan momen yang tercipta. Ada suka dan duka, tawa dan tangis, kekurangan dan kelebihan serta kesuksesan dan kegagalan.

Kesemuanya itu merupakan pengalaman berharga yang perlu digali hikmahnya untuk dijadikan bekal ilmu dalam meniti Tahun Baru 2018 yang lebih baik.  Untuk itu dibutuhkan introspeksi diri terutama dalam hal manajemen waktu. Marilah kita mencoba berhitung sejenak, berapakah waktu yang telah kita habiskan di Tahun 2017.

Sebagai ilustrasi, coba kita menghitung waktu untuk bekerja dan waktu tidur di Tahun 2017, sebagai berikut:
-      Waktu untuk bekerja: asumsi yang dipakai adalah waktu bekerja dalam sehari selama 8 jam dan jumlah hari kerja di Tahun 2017 sejumlah 344 hari (dikurangi 15 hari libur dan 6 hari cuti bersama) maka selama Tahun 2017 kita telah menghabiskan 32 % waktu kita untuk bekerja atau sekitar 4 bulan, 115 hari, 16 minggu, 2.752 jam, 165.120 jam dan 9.907.200 detik.
-          Waktu untuk tidur: asumsinya jika kita tidur dalam sehari selama 8 jam maka di tahun 2017 kita telah menghabiskan 33 % waktu kita untuk tidur atau sekitar 4 bulan, 122 hari, 17 minggu, 2.920 jam, 175.200 jam dan 10.512.000 detik.

Dari kedua penggunaan waktu tersebut diatas (bekerja dan tidur) jika ditotal maka selama Tahun 2017 kita telah menghabiskan 65 % waktu kita untuk tidur dan bekerja atau total sekitar 8 bulan, 237 hari, 33 minggu, 5.672 jam, 340.320 jam dan 20.419.200 detik.  Untuk selanjutnya Anda dapat mengitung sisa waktu yang Anda gunakan untuk melakukan aktivitas lainnya.

Setelah mendapatkan alokasi waktu Anda selama setahun, maka coba munculkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apakah penggunaan waktu kita selama Tahun 2017 sudah efektif? Apa saja perubahan positif yang terjadi pada diri kita? Apa pencapaian/prestasi yang telah kita raih? Apa kontribusi yang telah kita berikan kepada lingkungan kerja atau lingkungan tempat kita berada? Apakah kekuatan dan kelemahan diri kita dalam memanfaatkan waktu?.

Munculkan pula pertanyaan lain ke dalam diri kita “Bagaimana kita memanfaatkan waktu 24 jam dalam sehari semalam yang telah diberikan Tuhan kepada kita?, sudahkah kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, atau malah sebaliknya, kita lebih banyak membuang-buang waktu, membiarkan waktu berjalan apa adanya dalam rutinitas sehari-hari, tanpa perencanaan/pemrograman/perhitungan”. 

Sebagian besar dari kita abai terhadap waktu, tidak terlalu peduli terhadap waktu, bahkan kita sampai melupakan waktu. “Gak kerasa ya udah kerja sekian tahun, padahal rasanya baru kemarin masuk kerja? Gak kerasa udah punya sekian anak, padahal rasanya baru kemarin menikahnya? Gak kerasa umurnya udah sekian tahun, padahal rasanya baru kemarin lulus sekolah/kuliah?” Itulah beberapa contoh ungkapan kita menyikapi waktu yang sangat cepat berlalu.

Waktu merupakan modal penting dalam kehidupan manusia, saking pentingnya waktu, Allah SWT bersumpah atas nama waktu sebagaimana tercantum dalam Al Quran Surah ke Al ‘Ashr (103): 1-3:


(1) Demi masa, (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr [103]:1-3).

Untuk itu kita harus pandai merencanakan dan memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mampu menghubungkan seluruh aktivitas duniawi kita dengan pahala kebaikan akhirat serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk orang  lain.

Mengingat saat ini kita telah sampai di penghujung Tahun 2017, maka apapun hasil introspeksi diri kita harus kita terima dengan berbesar hati dan tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun. Hal-hal yang positif kita tingkatkan sedangkan hal-hal yang negatif kita benahin. Saatnya kita rancang resolusi baru di Tahun Baru 2018 untuk meningkatkan derajat kita di Tahun 2018 baik derajat dunia maupun derajat akhirat.